Perang
Khandaq (Perang Akhzab)
1.
Apakah
yang dimaksud Perang Khandaq atau Perang Akhzab itu?
Perang Khandaq adalah perang umat
Islam melawan pasukan sekutu yang terdiri dari Bangsa Quraisy, Yahudi, dan
Gatafan. Perang ini melibatkan strategi perang yang begitu apik oleh kaum
Muslimin terutama srategi pembuatan parit atas usulan dari sahabat Salman
al-Farisi, sehingga perang ini disebut perang parit (khandaq). Perang Khandaq
disebut juga Perang Ahzab, yang artinya Perang Gabungan. Proses penggalian
parit dilakukan dengan perjuangan keras seluruh kaum Muslimin di Madinah, juga
melibatkan kaum non-Muslim di Madinah meskipun mereka kemudian meninggalkan
secara diam-diam sebelum selesai penggalian. Berkat strategi parit tersebut,
dengan sangat kecewa dan menahan marah, serangan sekutu yang menyerbu kaum
Muslimin di Madinah tidak dapat mencapai pasukan muslimin, serta menyeberangi
parit besar tersebut. Dalam masa penyerbuan Khandaq ini, terjadi penghianatan
Bani Qurayzhah yakni melanggar perjanjian dan membantu musuh-musuh islam untuk
menghancurkn kaum Muslimin.
Selain, menggunakan strategi parit
dari sahabat Salman, peristiwa ini juga menggunakan Strategi dari Nu’aym bin
Mas’ud, seorang yang baru memeluk agama Islam dan tak ada seorangpun yang
mengetahui keislamannya, dengan tipu muslihat yang sangat sempurna untuk
memecah belah ketiga pihak suku dari sekutu. Kaum sekutu pun semakin mengalami
kemunduran, apalagi dengan terpaan angin badai serta cuaca yang dingin, membuat
mereka kembali pulang ke rumah, sementara Bani Quraizhah harus menerima hukuman
dari kaum Muslimin karena telah melakukan penghianatan. Sehingga pada akhirnya
perang ini berakhir tanpa terjadinya perang besar.
2.
Mengapa
perang itu terjadi dan dinamai Perang Khandaq atau Perang Akhzab?
v Sebab-sebab
terjadinya perang:
a. Kaum
kafir Quraisy dan kaum Yahudi menilai
dengan kekalahan kaum Muslimin pada perang Uhud, maka jika sekali lagi mereka
diserang pastilah akan binasa.
b. Utusan
kaum Yahudi kepada kaum Quraisy di Makkah mengajak untuk mengadakan serangan
gabungan menumpas kaum Muslimin dan Muhammad. Utusan ini terdiri dari Huyai bin
Akhthab, Sallam bin Abil Huqaiq, Kananah bin Abil Huqaiq, Hauzah bin Qais dan
Abu Amar (Bani Wail). Utusan Yahudi itu berjanji pula untuk menghasut
kabilah-kabilah lain yang memang menaruh kebencian terhadap islam, agar
bersama-sama gabung dalam serangan pamungkas nanti.
v Sebab dinamai
Perang Khandaq atau Perang Ajhzab
Dinamakan
Perang Khandaq (parit), karena padapeperangan itu kaum Muslimin menggunakan
pertahanan parit, yang mereka buat di batas kota Madinah sebelah Utara.
Dinamakan juga perang Akhzab (golongan-golongan), karena pada perang tersebut
golongan Yahudi, Quraisy Makkah, juga Bani Salim, Bani Asad, Ghathafan, Bani
Murrah dan Asyja’, Bani Fazarah, dan Bani Asad bergabung bersamsa-sama
memerangi kaum Muslimin.
3.
Siapa
saja yang terlibat dalam Perang Khandaq atau Perang Akhzab?
Jumlah kaum quraisy terdapat 10.000 orang dan kaum
muslimin 3000 orang Pihak Quraish Mekah, yang dipimpin oleh Abu Sufyan, yang menerjunkan 4.000 prajurit, 300 penunggang kuda,
dan 1.000-1.500 orang pada unta.
Rombongan kedua terbesar ini, menambahkan kekuatan
sekitar 2.000 300 laki-laki berkuda yang dipimpin oleh Unaina bin Hasan
Fazari. Bani Assad juga setuju untuk bergabung dengan mereka yang dipimpin
oleh Tuleha Asadi. Dari Bani Sulaim, Nadir dijamin 700 pria.
Perang Khandaq melibatkan kabilah
Arab dan Yahudi yang tidak senang kepada Nabi Muhammad SAW. Mereka bekerjasama
melawan Nabi SAW. Di samping itu, orang Yahudi juga mencari dukungan kabilah
Gatafan yang terdiri dari Qais Ailan, Bani Fazara, Asyja’, Bani Sulaim, Bani
Sa’ad dan Ka’ab bin Asad. Usaha pemimpin Yahudi, Huyay bin Akhtab, membuahkan
hasil. Pasukannya berangkat ke Madinah untuk menyerang kaum muslim. Berita
penyerangan itu didengar oleh Nabi Muhammad SAW. Kaum muslim segera menyiapkan
strategi perang yang tepat untuk menghasapo pasukan musuh. Salman al-Farisi,
sahabat Nabi SAW yang mempunyai banyak pengalaman tentang seluk beluk perang,
mengusulkan untuk membangun sistem pertahanan parit (Khandaq). Ia menyarankan
agar menggali parit di perbatasan kota Madinah, dengan demikian gerakan
pasukman musuh akan terhambat oleh parit tersebut. Usaha ini ternyata berhasil
menghambat pasukan musuh.
4.
Dimana
Perang itu terjadi
Di sebelah utara kota madinah
5.
Kapan
perang itu terjadi?
terjadi pada bulan Syawal tahun 5 Hijriah
atau pada tahun 627
Masehi,
pengepungan Madinah
ini dipelopori oleh pasukan gabungan antara kaum kafir Quraisy makkah dan
yahudi bani Nadir (al-ahzaab). Pengepungan
Medinah dimulai pada 31 Maret, 627 H dan berakhir setelah 27 hari. menurut pendapat yang paling tepat. Karena
sebagian ulama berbeda pendapat tentang waktu terjadinya peristiwa besar ini.
Ibnu Hazm berpendapat bahwa kejadian ini terjadi pada tahun keempat hijriyah.
Sedangkan ulama lainnya seperti Ibnul Qayyim merajihkan bahwa peristiwa ini
terjadi tahun kelima hijriyah. (Zadul Ma’ad, 3/269-270)
6.
Bagaimana
proses terjadinya perang?
Kaum
Yahudi dari Bani Nadhir yang telah diusir dari Madinah ke Khaibar bersepakat
mengutus Huyai bin Akhthab, Sallam bin Abil Huqaiq, Kananah bin Abil Huqaiq,
Hauzah bin Qais dan Abu Amar dari Bani Wail kepada suku Quraisy di Makkah, suku-suku dan kabilah lain
di sekitarnya serta kepada suku-suku dan kabilah dari sekitar Madinah untuk
tugas rahasia.
Utusan
ini berunding dengan pimpinan suku Quraisy, meminta agar suku Qurasy bersedia
memerangi kembali kaum Muslimin Madinah. Mereka berjanji menghubungi pula suku
dan kabila lain, baik di sekitar Makkah, maupun Madinah sehingga akan terhimpun
pasukan gabungan yang besar, yang diharapkan sebagai serangan terakhir dalam
menumpas Muhammad dan suku Quraisy dan yang lain-lainnya bersepakat untuk
mengadakan serangan gabungan itu.
Jumlah
pasukan gabungna skitar 10.000 pasukan suatu jumlah yang belum pernah dialami
dalam peperangan sebelumnya.
Peperangan
perang lainnya : Unta sebanyak 2.500 ekor, Kuda sebanyak 300 ekor. Panglima
tertinggi pasukan Akhzab : Abu Sofyan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar